Sebuah Catatan sepakbala
Indonesia dari seorang mahasiswa yang tidak pandai bermain bola.
Sedang hangat hangatnya prestasi
sepakbola Indonesia U-19 menjuarai AFF CUP dan sederetan evaluasi terhadap Tim
Nasional senior dan U-23 serta carut marut lainnya dibalik per-sepakbola-an
Indonesia. Sampai Hebohnya Komentator #ahayy dan #jebret yang mendunia
belakangan ini.atau ngetop nya EVAN DIMAS dan Cucu Gubernur ILHAM UDIN.
Sepakbola punya banyak cerita
Tapi ini tetaplah catatan
sepakbola dari seorang mahasiswa yang sudah lama tidak bermain sepakbola, yang
berharap medapat ketenaran setelah sok menulis tentang sepakbola
Oke, setidaknya saya pernah
bermain sepakbola ketika masih bercelana merah dan biru tua. Saya pernah
bergabung dengan Tim Sepakbola sekolah, bahkan Tim sepakbola kecamatan
(walaupun Pemain cadangan). Prestasi lain saya pernah menjuarai , maaf tim
sepakbola kelas saya pernah menjuarai pertandingan sepak bola antar kelas saat
kelas 1 SMP dan saya pun Pernah menjadi kapten TIM karena besarnya suara saya.
Tapi sejarah persepakbolaan saya
mencatat saya tidak pernah merasakan menjadi juru gedor, melakukan penyelesaian
akhir yang dapat dibanggakan. Karir Sepakbola saya DImulai, berkembang dan
Berakhir di satu Posisi #STOPER.*Pemain di depan Kiper dan Dibelakang Bek
tengah yang tugasnya menghalau bola sejauh jauhnya dari depan gawang saat
pemain lawan datang untuk menyerang (-andi,2013). Hal ini lah yang mungkin
berkembang ke kepribadian saya saya selalu bermental #STOPPER
Mental stopper yang saya derita
hingga *twentyone my age
- Cenderung menyelesaikan masalah sesegera mungkin, yang penting selamat.tanapa piker panjang
- Tidak peduli akan hadirnya masalah baru eveksamping dari masalah sebelumnya
- Tidak pernah merasa paling disalahkan karena bertahan adalah tugas BEK dan menyelamatkan bola gawang adalah tugas Kipper
- Lempar bola kemanapun dan sekeras apapun,
- Tidak pernah berpikir untuk sebuah kemenangan, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana tidak kalah dan dipermalukan
Begitulah hal tersebut terus tumbuh dan berkembang dalam diri dan mendarah daging dalam tubuh saya, andai saya pernah menjadi seorang striker dan memiliki sedikit mental striker, mental berkompetisi, mental bersaing memperjuangkan Bola untuk sebuah kemenangan, mental menyelesaikan sebuah permasalahan dengan berpikir dan ketenangan, mental merasa bersalah karena kesalahan tanpa pernah mengkambing hitamkan orang dibelakan atau orang didepannya.
Hari ini saya
adalah striker yang bermental stopper, saya tidak pernah memiliki Visi untuk
meraih kemengangan, visi yang saya pertahankan adalah kedamaian, keamanan dan
mempertahankan sifat pengecut.
Tim sepakbola
saya hari ini tak ubahnya timnas hari ini, striker yang ditempatkan tidak punya
Mental Striker Sejati, tidak punya Visi untuk berkompetisi meraih kebanggaan. Dan
ini bukan lagi hal yang harus disesalkan.
pilihannya hanya 2:
Salam mental cilik
menyelesaikan pertandingan den meyakinkan diri untuk bisa menjadi striker yang baik, atau meminta pergantian pemain keluar dari permainan ini dan tetaplah bermental #STOPPER yang hanya bisa Buang bola sejauh kekuatan sarapan paginya
Ayo berpikir
berbeda